Sabtu, 14 November 2009

faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Persalinan adalah suatu proses fisiologik yang memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Ini di definisikan sebagai pembukaan serviks yang progresif, dilatasi atau keduanya, akibat kontraksi rahim teratur yang terjadi sekurang-kurangnya setiap 5 menit dan berlangsung sampai 60 detik.

Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu atau janin. Bila diambil keputusan untuk melakukan campur tangan ini harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Tiap campur tangan bukan saja membawa keuntungan potensial, tetapi juga resiko potensial pada sebagian besar kasus, penanganan yang terbaik dapat berupa “observasi yang cermat”

Seorang bidan harus mampu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab persalinan sehingga diharapkan dalam membarikan asuhan kebidanan pada proses persalinan dapat memperhatikan faktor-faktor tersebut. Oleh karena itu dalam Hand Out ini akan dibahas topik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu : power, passage, passanger, psykologis, penolong.
B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang factor-faktor yang mempenaruhi persalinan normal.
2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang factor power pada pada persalinan normal.
3. Mahasiswa dapat mengetahui tentang factor passage pada pada persalinan normal.
4. Mahasiswa dapat mengetahui tentang factor passangerpada pada persalinan normal.
5. Mahasiswa dapat mengetahui tentang factor psikologi pada pada persalinan normal.
6. Mahasiswa dapat mengetahui tentang factor penolong pada pada persalinan normal.








BAB II
PEMBAHASAN

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN
Persalinan dapat berjalan dengan normal apabila faktor – faktor yang mempengaruhi persalinan dapat bekerja sama dengan baik yaitu power, passage, passenger dan juga didukung dengan psikologi ibu serta factor penolong persalinan.

1. POWER
Power utama pada persalinan adalah tenaga atau kekuatan yang dihasilkan oleh his atau kontraksi dan retraksi otot rahim, kontraksi otot – otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligamen, dengan kerjasama yang baik dan sempurna.
A. His ( Kontraksi Uterus )
Adalah kontraksi uterus karena otot – otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna.
Pada waktu kontraksi otot – otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung amneon ke arah segmen bawah rahim dan serviks.
His normal mempunyai sifat :
• Kontraksi otot rahim mulai dari salah satu tanduk rahim
• Fundal dominant, menjalar keseluruh otot rahim : kontraksi yang paling kuat dominan di bagian fundus
• Kekuatannya seperti memeras isi rahim
• Otot rahim yang berkontraksi tidak kembali ke panjang semula sehingga terjadi retraksi dan pembentukan segmen bawah rahim
• Involuntir : kontraksi di luar kehendak
• Intermitten : kontraksi berlangsung selang seling
• Terasa sakit
• Terkoordinasi dan simetris
• Kadang – kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis

Dalam melakukan observasi pada ibu – ibu bersalin hal – hal yang harus diperhatikan dari his:
1. Frekuensi his
Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permanit atau persepuluh menit.
2. Intensitas his
Kekuatan his diukurr dalam mmHg. intensitas dan frekuensi kontraksi uterus bervariasi selama persalinan, semakin meningkat waktu persalinan semakin maju. Telah diketahui bahwa aktifitas uterus bertambah besar jika wanita tersebut berjalan – jalan sewaktu persalinan masih dini.



3. Durasi atau lama his
Lamanya setiap his berlangsung diukurr dengan detik, misalnya selama 40 detik.
4. Datangnya his
Apakah datangnya sering, teratur atau tidak.
5. Interval
Jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his datang tiap 2 sampe 3 menit
6. Aktivitas his
Frekuensi x amplitudo diukur dengan unit Montevideo.

Penelitian tentang kekuatan his banyak dilaporkan oleh Caldeyro – Barcia dari Amerika latin ( 1958). Dari penelitian ini diperoleh bahwa otot – otot uterus pada waktu relaksasi masih mempunyai tonus dengan tekanan antara 6 sampai 12 mmHg. Sedangkan pada tiap kontraksi tekanan tersebut meningkat.
Pace maker adalah pusat koordinasi his yang berada pada uterus di sudut tuba dimana gelombang his berasal . Dari sini gelombang his bergerak ke dalam dank e bawah dengan kecepatan 2cm tiap detik mencakup seluruh otot – otot uterus. His dominan, oleh karena serviks tidak mempunyai otot – otot yang banyak, maka pada setiap his terjadi perubahan serviks :
- Tertarik dan mendatar ( affacement )
- Membuka ( dilatasi)

Perubahan – perubahan akibat His :
- Pada uterus dan serviks : Uterus teraba keras/ padat karena kontraksi. Tekanan hidrostatis air ketuban dan tekanan intrauterine naik serta menyebabkan serviks menjadi mendatar (effacement ) dan terbuka ( dilatasi ).
- Pada ibu : Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada kenaikan nadi dan tekanan darah.
- Pada janin : Pertukaran oksigen pada utero plasenter kurang, maka timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat dan kurang jelas didengar karena adanya iskemia fisiologis.
Pembagian His :
1. His Pendahuluan
- His tidak kuat, tidak teratur
- Menyebabkan “show”
2. His pembukaan ( Kala I)
- His pembukaan serviks sampai terjadi pembukaan lengkap
- Mulai kuat, teratur dan sakit
3. His Pengeluaran ( His Mengedan )/ Kala II
- Sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi dan lama
- His untuk mengeluarkan janin
- Koordinasi bersama antara : his kontraksi otot perut, kontraksi diafragma dan ligamen.
4. His Pelepasan Uri ( Kala III )
- Kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirkan plasenta
5. His pengarang ( Kala IV )
- Kontraksi lemah, masih sedikit nyeri, pengecilan rahim dalam beberapa jam atau hari.

Kelainan kontraksi otot rahim

1. Inertia Uteri

His yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal yang terbagi

menjadi :
Inertia uteri primer : apabila sejak semula kekuatannya sudah lemah
Inertia uteri sekunder :
His pernah cukup kuat tapi kemudian melemah
Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan, bagian terendah terdapat kaput dan mungkin ketuban telah pecah

His yang lemah dapat menimbulkan bahaya terhadap ibu maupun janin sehingga memerlukan konsultasi atau merujuk penderita ke rumah sakit, puskesmas atau ke dokter spesialis.

2. Tetania uteri

His yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak terdapat kesempatan reaksi otot rahim. Akibat dari tetania uteri dapat terjadi :
Persalinan Presipitatus

Persalinan yang berlangsung dalam waktu tiga jam. Akibat mungkin fatal :
Terjadi persalinan tidak pada tempatnya
Terjadi trauma janin, karena tidak terdapat persiapan dalam persalinan
Trauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan, inversio uteri
Tetania uteri menyebabkan asfiksia intra uterin sampai kematian janin dalam rahim

3. Inkoordinasi otot rahim

Keadaan Inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat menyebabkan sulitnya kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan atau pengeluaran janin dari dalam rahim.

Penyebab inkoordinasi kontraksi otot rahim adalah :
Faktor usia penderita relatif tua
Pimpinan persalinan
Karena induksi persalinan dengan oksitosin
Rasa takut dan cemas

2. PASSAGE
Passage adalah jalan lahir, terdiri dari :
a. Jalan lahir keras :
Tulang panggul terdiri dari :
os coxae (os ilium, os ischium dan os pubis)
os sacrum
os coccygis.

Sedangkan sendi (artikulasio) terdiri dari :
2 buah artikulasio sacroiliaca : menghubungkan os sacrum dan os ilium
1 buah artikulasio sacro coccygea : menghubungkan os sacrum dan os coccygis
1 buah symphisis pubis : menghubungkan 2 tulang symphisis

Bidang/pintu panggul :
Pintu Atas Panggul (PAP) : promontorium, linea inominata dan pinggir atas symphisis. Disebut juga inlet.
Ruang tengah panggul (RTP) : kira - kira pada spina ischiadica. Disebut juga midlet.
Pintu Bawah Panggul (PBP) : symphisis dan arcus pubis. Disebut juga outlet.

Ukuran - ukuran Panggul :
PAP :
Konjugata diagonalis :pinggir bawah symphisis pubis ke promontorium :12,5 cm
Konjugata vera : pinggir atas symphisis pubis ke promontorium : konjugata diagonalis - 1,5 cm = 11 cm
Konjugata transversa : antar dua linea innominata : 12 cm
Konjugata obliqua : 13 cm
Distansia spinarum : jarak antara kedua Spina Iliaka Anterior Superior ( 24 – 26 cm)
Distansia Kristarum : jarak antara kedua Krista iliaka kanan dan kiri ( 28 – 30 cm)
Konjugata eksterna (Bodeloque) 18 – 20 cm
Lingkar panggul : 80 -90 cm

RTP :
Bidang luas panggul : pertengahan symphisis ke pertemuan os sacrum 2 dan 3. Sekitar 12,75 x 12,5 cm. Dalam persalinan tidak mengalami kesukaran.
Bidang sempit panggul : tepi bawah symphisis menuju spina ischiadica. Sekitar 11,5 x 11 cm.
Jarak kedua spina 10 - 11 cm.
PBP :
Anterior posterior : pinggir bawah symphisis ke os coccygis : 10 - 11 cm.
Melintang : 10,5 cm.
Arcus pubis : lebih dari 90 derajat

Bidang Hodge
Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis dan promontorium
Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis.
Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan kiri.
Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis

b. Jalan lahir lunak
Jalan lahir lunak yang berperan pada persalinan adalah segmen bawah rahim, serviks uteri, dan vagina. Di samping itu, otot – otot jaringan ikat dan ligamen yang menyokong alat – alat urogenital juga berperan pada persalinan.
Dasar panggul ( pelvic floor ) terdiri dari :
1. Diafragma pelvis : adalah bagian dalam yang terdiri dari m.levator ani, m.pubococcygeus, m. ileococcygeus, dan m. ischiococcygeus
2. Diafragma urogenital terdiri dari perineal fasciae otot – otot superficial
PEMBENTUKAN JALAN LAHIR
Ketika kontraksi dan retraksi miometrium sudah menghasilkan dilatasi serviks lengkap kepala janin turun ke dalam vagina yang mengembang untuk menerimanya. Otot-otot vagina sudah mengalami hipertrofi dan epithelium menebal selama kehamilan sehingga dapat menampung janin tanpa rusak. Ketika kepala janin turun, pertama akan bertemu dasar panggul dan titik terdepan diarahkan kedepan oleh saluran yang dibentuk oleh levator ani. Sekarang janin telah melalui diafragma urogenital. Otot-otot levator meregang dan tergeser kebawah dan belakang sehingga anus didorong kuat oleh kepala yang sedang turun tersebut. Dan mengalami dilatasi serta terbuka lebar hingga dinding rectum anterior tampak. Tekanan juga diterima oleh bagian bawah vagina, dan bagian tengah perineum, sehingga jaringan ini dapat robek ketika kepala janin lahir
Jalan turunya janin dari uterus lurus sampai setinggi spina iskiadika, lalu berbelok ke anterior mengitari tepi bawah simpisis pubis. Jika arkus pubikus lebar, kepala janin akan berada tepat dibelakang simpisis, sehingga perineum tidak terlalu teregang. Jika sudut ini sempit, kepala akan terdorong kebelakang, arah kurva menjadi lebih tumpul sehingga lebih memungkinkan timbulnya kerusakan perineum.


3. PASSENGER
Terdiri dari janin, plasenta dan amneon.
a. Janin
Janin adalah passage utama lewat jalan lahir. Bagian janin yang paling penting (karena ukurannya paling besar) adalah kepala. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan. Ukuran kepala lebih lebar dari bahu dan kurang lebih seperempat dari panjang bayi. 96% bayi dilahirkan dengan bagian kepala lahir pertama. Kepala paling banyak mengalami cedera pada persalinan, sehingga dapat membahayakan hidup dan kehidupan janin kelak: hidup sempurna,cacat atau akhirnya meninggal. Biasanya apabila kepala janin sudah lahir, maka bagian-bagian lahir dengan mudah menyusul kemudian.

Postur janin dalam rahim

Sikap (harbitus)
Sikap menunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu janin, biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umunya dalam sikap fleksi dimana kepala, tulang punggung dan kaki dalam keadaan fleksi, serta tulang lengan silang di dada.

Letak janin
Letak janin adalah bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu ibu, misalnya letak lintang dimana sumbu janin tegak lurus pada sumbu ibu, letak membujur dimana sumbu janin sejajar dengan sumbu ibu, ini bisa letak kepala atau letak sunsang.

Presentasi
Preseentasi digunakan untuk menentukan bagian janin yang adda di bagian bawah rahim yang dijumpai pada palpasi atu pada pemeriksaan dalam. Misalnya presentasi kepala, presentasi bokong, presentasi bahu, dll.
Bagian terbawah janin
Sama dengan presentasi hanya lebih diperjelas.

Posisi
Posisi
Merupakna indicator untuk menetapkan arah bagian terbawah janin apakah sebelah kanan, kiri, depan atau belakang terhadap sumbu ibu (maternal pelvis). Misalnya pada letak belakang kepala (lbk), ubun-ubun kecil (uuk) kiri depan, uuk kanan belakang.
Apabila seseorang ingin menentukan presentasi dan posisi janin perlu diketahui hal-hal berikut
Bagian terbawah janin?
Dimana bagian terbawah tersebut?
Apa indikatornya?
b. Amneon
Setelah kantong amnion pecah dan mengeluarkan cairan amnion pada waktu persalinan, servik yang berdilatsi menekan kuat kulit kepala janin sehingga mengurangi aliran balik limfatik dan vena dari kulit kepala janin. Hal ini menyebabkan pembengkakan jaringan di bawah kulit dan disebut kaput suksedanium. Kaput ini lunak dan berfluktuasi pada penekanan dan hilang dalam waktu beberapa hari.
c. Placenta
Placenta normal beratnya kira-kira 500gr atau seperenam dari berat badan janin, diameternya rata-rata 15-20 cm dengan tebal 2,5 cm.
4. PSIKOLOGI
Banyaknya wanita normal bisa merasakan kegairahan dan kegembiraan disaat merasa kesakitan awal menjelang kelahiran bayinya. Perasaan positif ini berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias melahirkan atau memproduksi anaknya. Khususnya rasa lega itu berlangsung bila kehamilannya mengalami perpanjangan waktu. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “ keadaan yang belum pasti “ sekarang menjadi hal yang nyata.

Psikologis meliputi :
Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
Pengalaman bayi sebelumnya
Kebiasaan adat
Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu

Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh:
•Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan
•Persalinan sebagai ancaman pada self-image
•Medikasi persalinan
•Nyeri persalinan dan kelahiran

5. PENOLONG
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Dalam hal ini proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.

Bidan
* Biasanya, bidan punya waktu yang cukup longgar untuk mendampingi dan mendengarkan curhat Anda menjelang persalinan.
* Ia dapat lebih sabar, sehingga menenangkan sebagian ibu.
* Jika persalinan Anda termasuk normal, sebenarnya Anda tidak perlu terlalu strict memilih dokter untuk menolong Anda. Sebab, bidan juga merupakan tenaga medis profesional yang cukup kompeten dan mampu menangani kehamilan risiko rendah dan persalinan tanpa komplikasi.
* Bidan tak kalah dengan dokter dalam menolong persalinan. Ia sudah cukup terdidik tentang pengetahuan kehamilan dan persalinan.
* Kalau Anda merasa sreg dan ingin ditolong oleh seorang bidan, pastikan ia memang berpengalaman dan terdidik.

Dokter spesialis kandungan
* Jika kehamilan Anda berisiko tinggi, dokter kandungan merupakan satu-satunya penolong
persalinan yang pas bagi Anda. Sebab, dokter tersebut memang terlatih untuk menangani semua
situasi yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, plus komplikasi yang menyertai.
* Banyak dokter kandungan yang harus menolong seabrek pasien. Bisa jadi, ia tidak bisa
menemani Anda pada hari-H.
* Dipilih karena pertimbangan pendidikannya yang lebih tinggi daripada bidan.
* Juga, ada alasan lain, seperti gengsi jika menggunakan jasa dokter ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar